Revisit: Album Matraman milik the Upstairs
Saya rasa kalaupun dirilis tahun 2024, album ini tetap akan menjadi album penanda jaman. Tidak banyak yang punya energi sekuat the Upstairs tahun 2004.
“… Engkau berdarah-darah dari antah berantah …” penggalan lirik dari sebuah lagu yang bercerita mengenai perempuan pemadat yang kisahnya disadur bebas dari khayalan Jimi dan Kubil. Saat itu jelang subuh dan mereka melihat seorang perempuan yang dikenal sebagai pemadat meminum coca-cola dingin dengan bekas darah di tangan.
Judul lagu Antah Berantah menjadi nama rilisan pertama mereka, sebuah mini album yang keberadaannya sudah ghoib. Saya sendiri melihat cover rilisan ini pertama kali lewat majalah independen asuhan Mr.Jonjot. Cukup terobsesi untuk mendapatkannya, tetapi sampai sekarang dua puluh tahun kemudian saya tidak memilikinya. Walau cukup puas dengan memiliki sebagian besar album mereka berikutnya, termasuk beberapa yang saya sudah lupa judulnya (tapi ingat kover).
Tidak lama kemudian album Matraman menjadi perbincangan dimana-mana dan grup band ini tiba-tiba menjadi biang anak muda tanggung pada pakai celana warna-warni kalau ke festival. Sebutannya Modern Darling, dan biasanya mereka menunggu jagoannya tampil dan mulai berdansa resah kalau istilah saat itu.
Sebuah album yang karakternya sangat kuat dan lirik-lirik bahasa Indonesia nan sureal yang diteriakan vokal yang gayanya mungkin terpengaruh Johnny Rotten atau Iggy Pop. Bahkan saat itu Jimi sering menggunakan nama Jimi Danger, yang tampaknya disadur dari Gimme Danger lagunya Iggy Pop.
Album ini karakternya kuat karena berhasil menangkap kegelisahan anak muda saat itu. Panas dan debu Matraman, pacaran jarak jauh, naksir cewe di klab/gigs, & teman pengguna narkoba. Album ini juga masih terasa relevan saat didengarkan kembali. Karena Matraman masih panas dan berdebu dan momen naksir lawan jenis di gigs pun masih jamak terjadi. Saya rasa kalaupun dirilis tahun 2024, album ini tetap akan menjadi album penanda jaman. Tidak banyak yang punya energi sekuat the Upstairs tahun 2004.
Walau mungkin soal band ini menjadi sebesar versi universe ini atau tidak, itu hal berbeda. Karena momen album ini rilis dan saat band ini membangun karir bersamaan dengan momen kancah musik independen mulai menggeliat dan berhasil memantik deretan band-band punk yang berani ngulik bahasa Indonesia sampai ke level dekonstruktif dan sureal.
Saya sempat mengirimkan interview ringan dan remeh temeh kepada Jimi. Interview ini kemudian dipost pada bulan Mei 2004. Memang cringey, tapi we gotta start somewhere right?
Saatnya band yang telah meresahkan masyarakat ini kamu kenal sedkit lebih dekat. Mari kita mengenal mereka sedikit melalui interview kepada vokalis biang keresahan via e-mail. Yuk? By Eric Wiryanata for DEATHROCKSTAR
filosofi apa yang ada di balik nama The Upstairs
Gak ada, tapi kalo di amati dengan seksama nama ini feng shui nya bagus
ada apa dengan Matraman? ada apa disana?
Matraman adalah tempat yang crowded, tapi bagi seorang kawan justru Romantik. Jadi kami simpulkan bahwa hal yang romantik itu bukanlah sekedar alasan karena dia cantik, karena dia manis, karena dia kamu, bukan seperti itu. Tapi suasana yang terbangun mengakibatkan cerita pantas di beri gelar romantik.Yah benar, ini adalah romantisme seorang kawan!
image apa yang sebenernya ingin dibangun oleh The Upstairs?
Pembela kaum-kaum resah
orang kribo berpakaian lusuh membawa bunga mawar dengan gaya Don Juan… musik disco elektronika > ke arah mana musik The Upstairs menuju?
Dari gang sempit penuh tikus ke lapangan luas penuh lampu warna-warni
bagaimana The Upstairs dalam 1 tahun kedepan > 5 tahun kedepan > 10 tahun kedepan?
The answer my friend is blowing in the wind, jadi kita tanyakan saja pada rumput yang bergoyang….
apa saja yang bakal loe lakukan supaya musik The Upstairs dapat terus bekembang?
Buka mata dan telinga lebar-lebar my friend, gila dunia ini memang penuh kejutan. Siap-siap terkejut, jangan latah, norak jadinya ntar
sebutkan 5 kata yang dapat mendeskripsikan The upstairs.
Satu, dua, tiga, sikat Ben!
anarki?
Spanduk Polda warna ijo tua, dengan sablonan warna item
menurut loe, apa sih yang seharusnya dimiliki oleh sebuah band indie?
Sinar yang berkilauan, dan warna-warna yang berani
words for DRS
DRS, webzine yang bikin jantung band yang di review gegap gempita
kata kata penutup?
Sesakkan celana di kaki, kenakan warna yang berani, berdansalah dengan resah!
cari tau tentang mereka lebih banyak lagi di ?. www.theupstairs.cjb.net